Kisah Hidup

Sabtu, 31 Agustus 2013

ISTILAH KELISTRIKAN


Istilah Kelistrikan
Istilah dan Penjelasan
  • Alat Pembatas dan alat Pengukur (APP) Alat milik PT PLN (Persero) yang berfungsi untuk membatasi daya listrik yang dipakai serta mengukur pemakaian energi listrik
  • Ampere (A) Satuan Arus Listrik
  • Badan Usaha (BUPTL) Penunjang Tenaga Listrik : Instalatir yang bergerak dalam pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan
  • Biaya Beban (BB) Komponen biaya dalam rekening listrik yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya tersambung
  • Biaya Keterlambatan (BK) Adalah biaya yang dibebankan pada pelanggan karena tidak memenuhi kewajiban membayar tagihan PLN tepat pada waktunya
  • Biaya Penyambungan (BP) Biaya yang harus dibayar kepada PLN oleh calon pelanggan atau pelanggan untuk memperoleh penyambungan baru atau tambah daya
  • Curah ( C ) Yaitu golongan tarif untuk keperluan penjualan secara Curah (Bulk) kepada Pemegang Izin Usaha
  • Current Transformer atau Trafo Arus (CT) Alat untuk menurunkan arus listrik untuk keperluan pengukuran energi
  • Daya Tersambung Besarnya daya yang disepakati oleh PLN dan pelanggan dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik yang menjadi dasar perhitungan biaya beban
  • Faktor daya atau Cos Perbandingan antara pemakaian daya dalam Watt dengan pemakaian daya dalam Volt-Ampere
  • Faktor Ketidak Seimbangan Tegangan Perbandingan komponen tegangan urutan negative terhadap komponen tegangan urutan positif
  • Hertz (HZ) Satuan frekuensi listrik
  • Jam nyala Pemakaian kWh dalam satu bulan dibagi dengan kVA tersambung
  • Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi (JTET) : Jaringan Tenaga Listrik (JTL ) yang dioperasikan dengan TET yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
  • Jaringan Tegangan Menengah (JTM) JTL yang dioperasikan dengan TM yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
  • Jaringan Tegangan Rendah (JTR) JTL yang dioperasikan dengan TR yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
  • Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) JTL yang dioperasikan dengan TT yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
  • Jaringan Tenaga Listrik (JTL) Sistem penyaluran/pendistribusian tenaga listrik milik PLN yang dioperasikan dengan TR, TM, TT atau TET
  • JBST Jual Beli Tenaga Listrik Secara Terbatas
  • Kilo Meter Sirkuit (kms) Satuan panjang jaringan transmisi atau distribusi tenaga listrik tiga fasa
  • Kilo Volt Ampere (kVA) Seribu Volt Ampere, adalah satuan daya
  • Kilo Volt (kV) Seribu Volt, adalah satuan tegangan listrik
  • Kilo Watt (kW) Satuan daya listrik nyata (aktif)
  • Kilo Watt Hour (kWh) Satuan energy listrik nyata (aktif)
  • kVA max-Meter Alat untuk mengukur pemakaian daya tertinggi dalam satuan kVA untuk kurun bulan dibagi dengan kVA tersambung waktu satu bulan, khusus bagi pelanggan B3, I4 dan I3 tanur busur, T
  • KVARh Kilo Volt Ampere Reactive Hour, satuan energy listrik semu (reaktif)
  • kVARh Meter Alat ukur pemakaian energi listrik semu (reaktif)
  • kWh Meter Alat ukur pemakaian energi listrik
  • kWh Meter Tarif Ganda kWh Meter yang mempunyai dua register, satu register untuk mengukur pemakaian energy pada WBP dan satu register lainnya untuk mengukur energy pada LWBP
  • kWh Meter Tarif Tunggal kWh Meter yang mempunyai satu register untuk mengukur pemakaian energi
  • LWBP Luar Waktu Beban Puncak (jam 22.00 – 18.00)
  • M/TR, TM, TT Tarif Multiguna yang diperuntukan bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan khusus, baik di Tegangan Rendah, Tegangan Menengah maupun Tegangan Tinggi
  • MVA Mega Volt Ampere (Sejuta Volt Ampere)
  • Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) Pajak yang dibayar oleh semua pelanggan PLN, dipungut oleh PLN dan selanjutnya disetor ke kas Pemerintah Daerah
  • Papan Hubungi Bagi (PHB) Bagian instalasi listrik milik pelanggan yang digunakan untuk membagi-bagikan aliran listrik
  • PB Penyambungan Baru
  • PD Penambahan Daya/Perubahan Daya
  • Pemutusan Rampung Penghentian untuk seterusnya penyaluran tenaga listrik ke instalasi pelanggan dengan mengambil sebagian atau seluruh peralatan untuk penyaluran tenaga listrik ke instalasi pelanggan
  • Pemutusan Sementara Penghentian penyaluran tenaga listrik ke instalasi pelanggan untuk sementara
  • Penerangan Jalan Umum (PJU) Penerangan untuk jalan dan prasarana umum yang dipasang secara resmi oleh pemda atau badan resmi lainnya dan mendapat pasokan tenaga listrik dari PLN secara legal
  • Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) Pemeriksaan oleh PLN terhadap instalasi PLN dan instalasi pelanggan dalam rangka penertiban pemakaian/pemanfaatan tenaga listrik
  • Potensial Transformator (Trafo Tegangan) Alat untuk menurunkan tegangan listrik yang diperlukan khusus bagi pengukuran energi listrik atau peralatan pengaman dan pengendah listrik lainnya
  • Saluran Masuk Pelayanan (SMP) Kabel milik PLN yang menghubungkan antara jaringan Tegangan Rendah dengan APP yang terpasang di rumah pelanggan
  • Sambungan Langsung Adalah sambungan JTL atau SL termasuk peralatannya sedemikian sehingga tenaga listrik disalurkan tanpa melalui APP
  • Sambungan Tenaga Listrik (STL) Penghantar di bawah atau di atas tanah termasuk peralatannya sebagai bagian instalasi PLN yang merupakan sambungan antara JTL milik PLN dengan instalasi pelanggan
  • Tagihan Listrik Perhitungan biaya atas pemakaian daya dan energi listrik oleh pelanggan setiap bulan
  • Tagihan Susulan Tagihan kemudian sebagai akibat adanya penyesuaian dengan ketentuan atau sebagai akibat adanya pelanggaran
  • Tarif Dasar Listrik (TDL) Ketentuan pemerintah yang berlaku mengenai golongan tarif dan harga jual tenaga listrik yang disediakan oleh PLN
  • Tegangan Ekstra Tinggi (TET) Tegangan sistem diatas 245.000 Volt
  • Tegangan Menengah (TM ) Tegangan sistem diatas 1.000 Volt sampai dengan 35.000 Volt
  • Tegangan Rendah (TR) Tegangan sistem sampai dengan 1.000 Volt
  • Tegangan Tinggi (TT) Tegangan sistem diatas 35.000 Volt sampai dengan 245.000 Volt
  • Titik Penyambungan Bersama Titik terdekat dengan pelanggan dimana tersambung juga pelanggan yang lain pada JTR atau JTM atau JTr atau JTET
  • Uang Muka Tagihan Listrik (UMTL) Penerimaan pembayaran untuk pemakaian daya dan energy listrik mendahului transaksi penyerahan daya dan energi berlangsung
  • Volt Ampere (VA) Satuan daya (daya buta)
  • Volt (V) Satuan Tegangan Listrik
  • Waktu Beban Puncak (WBP) Waktu jam 18.00 sampai dengan jam 22.00 waktu setempat
  • Watt Satuan daya listrik nyata


Korelasi Product Moment


Korelasi Product Moment


(Product Moment Correlation)


Pengantar Korelasi Product Moment


Teknik Korelasi ini dapat digunakan apabila data yang akan dikorelasikan atau dianalisis memenuhi syarat sebagai berikut:[1]
1.      Variabel yang akan dikorelasikan berbentuk gejala yang bersifat kontinu atau data ratio dan data interval.
2.      Sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen atau mendekati homogen
3.      Regresinya merupakan regresi linear.
Korelasi yang sering digunakan oleh peneliti(terutama peneliti yang mempunyai data-data interval  dan rasio) adalah korelasi Pearson atau Product Moment Correlation.
      Adapun beberapa persyaratan  yang harus dipenuhi apabila kita menggunakan rumus ini adalah:
1.Pengambilan sampel dari populasi harus random(acak).
2.Data yang dicari korelasinya harus berskala interval atau rasio.
3.Variasi skor  kedua variabel yang akan dicari korelasinya harus sama.
4.Distribusi skor variabel yang dicari korelasinya hendaknya merupakan distribusi unimodal.
5.Hubungan antara variabel X dan Y hendaknya linier.
      Rumus Korelasi Product Moment/Pearson Correlation ada 2 macam, yaitu:

1.Korelasi Product Moment dengan simpangan:
   
    Keterangan:
    Koefisiensi korelasi anatara variabel X dan variabel Y:dua variabel yang dikorelasikan
                       ( x=X-M ) dan(  y= Y-M).
   Jumlah perkalian x dengan y
    Kuadrat dari x (deviasi x)
    Kuadrat dari y (deviasi y)

2.Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar:
    
    Keterangan:
     Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
      y  =Jumlah perkalian antara variabel x dan Y
      
      
      
     







PENYAJIAN:
Suatu penelitian yang ingin melihat apakah ada hubungan antara banyaknya kredit yang diambil dengan indeks prestasi yanng dicapai mahasiswa dalam satu semester. Setelah dilakukan pengumpulan data dari 10 mahasiswa ternyata penyebaran kredit dan indeks prestasi yang dicapai sebagai berikut:
NOMOR URUT
MAHASISWA
JUMLAH KREDIT YANG DIAMBIL
INDEKS PRESTASI
1
20
3,1
2
18
4,0
3
15
2,8
4
20
4,0
5
10
3,0
6
12
3,6
7
16
4,0
8
14
3,2
9
18
3,5
10
12
4,0

 

Cara Menghitung Korelasi Product Moment Dengan Simpangan

Rumus ini memerlukan suatu perhitungan rata-rata dari masing-masing kelompok, yang selanjutnya perlu perhitungan selisih masing-masing skor dengan rata-ratanya, serta kuadrat simpangan skor dengan rata-ratanya, maupun hasil kali simpangan masing-masing kelompok.
       Cara menghitung Korelasi Product Moment dengan Simpangan adalah sebagai berikut:
 Tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan Rumus Korelasi Product Moment dengan  Simpangan adalah:
1). Jika jumlah kredit mata kuliah yang diambil mahasiswa merupakan variabel X, maka indeks prestasi  merupakan variabel Y
2).Buatlah tabel penolong yang mengandung unsur-unsur atau faktor-faktor yang diperlukan dalam perhitungan korelasi sesuai dengan kebutuhan tabel Korelasi Product Moment dengan Simpangan.
3).Menjumlahkan subyek penelitian
4).Menjumlahkan skor X dan skor Y
5).Menghitung Mean variabel X dengan rumus:  dan hasilnya menjadi 155/10=15,5
6).Menghitung Mean variabel Y dengan rumus: dan hasilnya menjadi 35,2/10=3,52
7)Menghitung deviasi masing-masing skor x dengan rumus :      x=X-M
   X baris ke 1,kolom ke 4 kita  isi menjadi, contohnya = 20-15,5=4,5, dan seterusnya.
8)Menghitung deviasi masing-masing skor y dengan rumus:    y =Y-M
    y baris ke 1, kolom ke 5 kita isi menjadi, contohnya= y=3,1-3,52=-0,42,dan seterusnya
9)Mengalikan  deviasi x dengan y
10)Menguadratkan seluruh deviasi x dan menjumlahkannya
11)Menguadratkan seluruh deviasi y dan menjumlahkannya
12)Menyelesaikan rumus Korelasi Product Moment dengan Simpangan, yaitu:
SISWA KE
X
Y
x
y
xy
1
20
3,1
4,5
-0,42
-1,89
20,25
0,1764
2
18
4,0
2,5
0,48
1,2
6,25
0,2304
3
15
2,8
-0,5
-0,72
0,36
0,25
0,5184
4
20
4,0
4,5
0,48
2,16
20,25
0,2304
5
10
3,0
-5,5
-0,52
2,86
30,25
0,2704
6
12
3,6
-3,5
0,08
-0,28
12,25
0,0064
7
16
4,0
0,5
0,48
0,24
0,25
0,2304
8
14
3,2
-1,5
-0,32
0,48
2,25
0,1024
9
18
3,5
2,5
-,02
-0,05
6,25
0,0004
10
12
4,0
-3,5
0,48
-1,68
12,25
0,2304
N=10
155
35,2
0
0
3,4
110,5
1,996

Hal yang perlu diingat (sebagai bahan koreksi perhitungan) adalah jumlah simpangan masing-masing nilai dengan rata-ratanya adalah 0. Disamping itu kita tidak perlu menghilangkan tanda negatif (-).
Jadi,
     
     
         =0,2289378023
            =0,23

 

Cara Menghitung  Korelasi  Product Moment  Dengan  Angka  Kasar

            Tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan Rumus Korelasi Product Moment dengan  ANGKA KASAR adalah:
1). Jika jumlah kredit mata kuliah yang diambil mahasiswa merupakan variabel X, maka indeks prestasi  merupakan variabel Y
2).Buatlah tabel penolong yang mengandung unsur-unsur atau faktor-faktor yang diperlukan dalam perhitungan korelasi sesuai dengan kebutuhan tabel Korelasi Product Moment dengan ANGKA KASAR.
3).Menjumlahkan subyek penelitian
4).Menjumlahkan variabel X dan variabel Y
5).Mengalikan antara variabel X dan variabel Y
6).Mengkuadratkan variabel X dan menjumlahkannya
7).Mengkuadratkan variabel Y dan menjumlahkannya
8).Menyelesaikan rumus Korelasi Product Moment  dengan angka kasar untuk mencari koefisien korelasinya, yaitu:


SISWA KE
X
Y
XY
1
20
3,1
62
400
9,61
2
18
4,0
72
324
16
3
15
2,8
42
225
7,84
4
20
4,0
80
400
16
5
10
3,0
30
100
9
6
12
3,6
43,2
144
12,96
7
16
4,0
64
156
16
8
14
3,2
44,8
196
10,24
9
18
3,5
63
324
12,25
10
12
4,0
48
144
16
N=10
155
35,2
549
2513
125,90

Hal yang bisa diketahui berdasarkan pada soal maupun tabel di atas adalah:
 N=10              Y=549          =155         =35,2          =2513       =125,90 
            Setelah kita inventarisir seluruh faktor yang diperlukan dalam rumus Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar, maka angka-angka tersebut kita masukkan dalam rumus di bawah ini. Dengan demikian, maka hasil perhitungan Korelasi Product Moment dengan Angka Kasar sebagai berikut: 

           
                   
         
          = 0,2289378023
          = 0,23
Dengan demikian telah terbukti bahwa menggunakan rumus  pertama maupun kedua menghasilkan hasil yang sama. Oleh karena kedua rumus korelasi product moment di atas benar-benar sama, maka keduanya bisa dipakai pada kondisi yang sama, tetapi disarankan untuk memakai rumus yang kedua karena lebih simpel perhitungannya.

Cara Memberi Interpretasi Terhadap  

       Untuk memberikan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi ada dua cara, yaitu dengan kasar atau sederhana dan dengan berkonsultasi dengan Tabel Nilai r Product Moment. Namun sebelumnya saya perlu mengemukakan suatu pedoman statistik yang terkait dengan interpretasi nanti.
       Hasil perhitungan korelasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar:
1.Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1. Ini berarti bahwa setiap setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y.
2.Korelasi negatif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati -1 atau sama dengan -1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan penurunan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, apabila skor/nilai dari variabel X turun, maka skor/nilai dari variabel Y akan naik.
3.Tidak ada korelasi, apabila hasil perhitungan korelasi( mendekati 0 atau sama dengan 0). Hal ini berarti bahwa naik turunnya skor/nilai satu variabel tidak mempunyai kaitan dengan naik turunnya skor/nilai variabel yang lainnya. Apabila skor/nilai variabel X naik, maka tidak selalu diikuti dengan naik atau turunnya skor/nilai variabel Y. Demikian juga sebaliknya.
Hasil perhitungan korelasi product moment bergerak antara -1 sampai dengan +1. Jadi kalau ada hasil perhitungan korelasi product moment lebih besar (>) dari pada +1 atau kurang dari (<) -1, maka perhitungan tersebut jelas salah. Dengan berpedoman pada pernyataan tersebut maka dapat dilakukan rincian sebagai berikut:
    -antara 0,800 s/d 1,000              =hubungan sangat tinggi/sangat kuat
   -anatara 0,600 s/d 0,800             =hubungan tinggi/kuat
   -antara 0,400 s/d 0,600               =hubungan cukup
   -antara 0,2000 s/d 0,400             =hubungan rendah/lemah
   -antara 0,000 s/d 0,2000           =hubungan rendah sekali/lemah sekali
Interpretasi juga dapat dilakukan dengan cara berkonsultasi terhadap Tabel Nilai r Product Moment dengan jalan:
a.Membuat hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho).
b.Menguji benar tidaknya hipotesis yang dikemukakan dengan cara membandingkan antara r diperoleh(ro) dengan cara r tabel (rt).

Interpretasi Secara Kasar/Sederhana

            Dari perhitungan di atas diperoleh   sebesar 0,23, ini menunjukkan terdapat hubungan searah. Dan    sebesar 0,23 berada di antara 0,2000 s/d 0,400. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y tergolong rendah/lemah. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa hubungan antara banyaknya kredit yang diambil dengan indeks prestasi yanng dicapai mahasiswa dalam satu semester di kampus X  adalah lemah.

Interpretasi Dengan Menggunakan Tabel Nilai R Product Moment

Interpretasi dengan cara ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
a.Merumuskan hipotesis alternatif(Ha): Ada korelasi antara banyaknya kredit yang diambil dengan indeks prestasi yanng dicapai mahasiswa dalam satu semester di kampus X
b.Merumuskan hipotesis nihil (Ho): Tidak ada korelasi antara banyaknya kredit yang diambil dengan indeks prestasi yanng dicapai mahasiswa dalam satu semester di kampus X
c.Berkonsultasi dengan Tabel Nilai r Product Moment:  - rt pada t.s 5%=0,666
                                                                                     -rt pada t.s 1% =0,798
d.Membandingkan besar  atau ro dengan rt. Dimana ro sebesar 0,23 sedangkan rt pada t.s 5%=0,666 dan rt pada t.s 1%=0,798. Dengan demikian ternyata ro lebih kecil dari rt, maka hipotesis alternatif(Ha) ditolak dan hipotesis nihil(Ho) diterima.Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa korelasi antara banyaknya kredit yang diambil dengan indeks prestasi yanng dicapai mahasiswa dalam satu semester di kampus X dikategorikan lemah/rendah.



[1] Hartono, Statisitik Untuk Penelitian, (Zanafa Publishing, Riau : 2010), hal. 79