Kisah Hidup

Jumat, 03 Agustus 2012

Pendahuluan


BAB I
LATAS BELAKANG

A. Judul Penelitian : 
ANALISIS KESULITAN BELAJAR YANG BERSIFAT EKSTERNAL SISWA PADA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN (TKJ) SKM NEGERI 2 BIMA 

B. Latar Belakang 
Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4 merupakan salah satu tujuan negara Republik Indonesia dimana tujuan tersebut selanjutnya dituangkan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, yang kemudian dirumuskan dalam Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003: pasal 3, tentang sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin pesat. Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan.

Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur pelaksanaan pendidikan itu sendiri yaitu guru. Guru secara langsung mempengaruhi membina dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi manusia yang cerdas dan bermoral tinggi. Oleh karena itu, guru harus mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan mutu dan proses belajar peserta didik. Penguasaan bidang studi yang akan diajarkan oleh seorang guru belum sepenuhnya dapat menjamin keberhasilan guru tersebut dalam mengajar peserta didik. Dalam hal ini, guru sebagai pendidik perlu melengkapi kemampuan mengajar yang berorientasi pada peserta didik. Salah satu orientasi tersebut adalah peserta didik aktif dalam berpikir pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Salah satu teknik pembelajaran yang dapat diterapkan kepada peserta didik secara aktif guna menunjang kelancaran proses pembelajaran adalah peserta didik diharuskan berpikir kritis terhadap pelajaran yang dipelajarinya, khususnya mata pelajaran fisika. Berpikir kritis dalam proses pembelajaran dapat berupa memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dan menghubungkan pelajaran yang disampaikan dengan pengalaman peserta didik sehari-hari yang berkaitan dengan pelajaran tersebut
Pola pembelajaran yang dikembangkan di Indonesia dewasa ini, menuntut keaktifan peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran. Agar terjadi penerimaan materi secara bermakna, guru haruslah melatih peserta didik agar berpikir kritis dalam menganalisis maupun dalam memecahkan sebuah masalah. Peserta didik berpikir kritis akan mampu menolong dirinya sendiri maupun orang lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. 

Belajar yang lebih bermakna jika peserta didik mendalami materi yang dipelajarinya sehingga dapat mengetahuinya dengan mudah pelajaran tersebut. Hal ini dibandingkan dengan pembelajaran yang berorentasi pada penguasaan materi dengan menghafal terbukti berhasil dengan kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali peserta didik memecahkan persoalan kehidupan jangka panjang dan itu terjadi dikelas-kelas sekolah disekitar kita. Pelajaran tidak akan berhasil bila dilakukan secara abstrak. Pelajaran itu bermakna jika hubungan tertentu saling berkaitan satu sama lain dengan pelajaran yang akan diajarkan.

Permasalahan yang timbul dilapangan adalah meskipun para peserta didik mendapat nilai-nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu menerapkan pelajaran yang diperolehnya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap keadaan situasi yang lain. Seperti yang dikemukakan oleh ketua komite reformasi pendidikan depdiknas (Suyanto,2002) Dalam kompas edisi april 2002 “artinya, pengembangan aspek akademis masih pada tingkat yang rendah dan belum sampai pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, apalagi memecahkan masalah”.

Pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan meningkat, diantaranya dengan perbaikan kurikulum penataran bagi guru-guru, pemyempurnaan buku-buku pelajaran dan penambahan alat peraga. Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak ada artinya, jika tanpa dukungan dari guru, orang tua siswa, siswa dan masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Dengan ini pemerintah berusaha meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, sekarang ini diselenggarakan dengan cara pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMK melalui pelajaran muatan lokal. Tujuan dari pembelajaran muatan lokal adalah memberi bekal kemampuan dan ketrampilan serta pengetahuan yang berguna bagi siswa dan masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam kehidupan di masyarakat. 

Teknologi informasi dan komunikasi di indikasikan belum tersampaikan dan terserap dengan baik oleh siswa,walaupun komputer bukan hal yang baru dan asing bagi sebagian besar siswa. Kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk menyerap materi pelajaran yang diberikan. Kesulitan untuk menyerap Materi-materi ini banyak dialami siswa kelas X, ditunjukkan dengan hasil belajar siswa kelas X semester I tahun pelajaran 2010 hanya mencapai nilai rata-rata. Hal ini mencerminkan adanya kendala atau kesulitan siswa dalam menyerap pelajaran pada Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK 2 Bima.

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan untuk mencapai hasil yang diharapkan, bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu dalam pencapaian hasil belajar atau suatu kondisi seorang siswa tidak dapat memenuhi ukuran yang telah ditentukan. 



C. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang, dan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor apa saja penyebab kesulitan belajar siswa Kelas X yang bersifat eksternal pada Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Negeri 2 Bima?
2. Seberapa besar faktor-faktor kesulitan belajar yang dihadapi siswa kelas X Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Negeri 2 Bima tahun ajaran 2010/2011?



D. Tujuan Penelitian 
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui Faktor-faktor kesulitan belajar siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Negeri 2 Bima.
2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor kesulitan belajar yang dihadapi siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Negeri 2 Bima.

E. Manfaat Penelitian 
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah:
1. Sebagai masukan bagi pihak sekolah SMK Negeri 2 Bima, mengenai kesulitan-kesulitan belajar siswa yang bersifat eksternal. 
2. Sebagai masukan bagi guru bidang studi Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) untuk melakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi siswa dan membantu memecahkan permasalahan atau membimbing siswa agar kesulitan belajar yang dialami bisa diatasi dan mencapai prestasi yang diinginkan.
3. Sebagai masukan bagi siswa agar lebih meningkatakan hasil belajar pada Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Negeri 2 Bima yang lebih tinggi. 
4. Siswa dapat mengenali serta memahami foktor-faktor kesulitan belajar, khususnya yang disebabkan oleh faktor Eksternal sehingga berupaya mengurangi hal tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar